TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART3, Hasrat-Bispak04 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.
Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuma diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.
Selang berapa saat, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.
Kayaknya Cie Fifi memang menyediakan kantung plastik itu untuk simpan celana dalamnya yang ia paham bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awalnya.
"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali jika burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.
Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, persoalan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?
Ya ampun… kenapa saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???
"Emmkh…", saya mendesah terhambat saat tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.
"Elok, marilah ucapnya pengen nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam terus menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.
"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, biar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.
"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah dan mengaduh kenikmatan nikmati service oralku.
Ke-2 tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat lagi saya selalu usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal di Dedi, biar dia tambah terangsang sampai pekerjaanku akan usai bisa lebih cepat.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART3
"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuma dapat mengguman gak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2 bongkahan bokongku.
Ke-2 tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali waktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2 tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?
"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.
Hatiku seperti kesiram air es. Mulai sejak kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?
"Mamamm…", saya mau larang Pandu, tetapi sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara dengan terang.
Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah menanti hukuman yang bisa dikasihkan Dedi jika dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.
"Eh Pan Pan… gak bisa… aku dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.
"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.
Saya diam dengan jantung yang berdetak bertambah kuat. Dua murid keji ini bakal lekas melumatku di gudang ini, tetapi yang sangat kutakutkan yaitu Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Harusnya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…
Tidaklah ada waktu buatku untuk berpikiran maupun berleha leha. Tau-tau badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2 kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lalu dengan rangking ke-2 kakiku yang terus semacam itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat gapai pucuk serta selanjutnya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sehabis Dedi usai nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada bagian bibir vaginaku. Dedi sudah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.
"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.
Saya tidak berani menjawab, gak berani melihat. Mau rasanya saya menangis, namun saya tidak mau kelak rekan temanku terpenting Jenny jadi ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku nampak sembab.
Saya cuma dapat pasrah serta terus mengoral penis Pandu, sekalian menanti hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.
"Mmmkh…", saya mendesah ketahan saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.
Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, menyebabkan kesan yang aneh sewaktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan lagi mendesah terbendung, namun saya tidak lupa kalaupun saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.
"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan waktu saya merasai pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.
"Sedap kan Elok?", sindir Dedi saat saya melihat ke belakang untuk lihat apa yang tengah dilakukan Dedi.
Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi semuanya ini.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
Namun Dedi betul-betul mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi siap. Di antara pedih dan nikmat.
"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.
"Telah, tidak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas memberikan penisnya itu ke mulutku.
"Mmmph…", saya mendesah ketahan, tetapi sekarang ini saya tidak punya alternatif lain, saya mesti menyambung service oralku buat penis Pandu.
Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar untuk nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, sekarang melekat dan menekan bibir vaginaku.
Badanku mengartikulasikanng tidak lama sewaktu penis Dedi memisah lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, serta seterusnya saya lagi usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu saat lagi Dedi mulai memompa lubang vaginaku.
Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian pada dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhenti, dan saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.
Oleh karena itu saya harus semakin menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung mengendalikan mual gara-gara berbau apek yang menimpa hidungku, pun saya mesti mengendalikan merasa sakit bersatu nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.
Saat ini saya cuman mengharapkan pasienanku ini selekasnya selesai. Saya pun mengharap busana seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku sehabis saya tuntas digagahi oleh dua begundal ini. Selesai saya menghimpun segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2 tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan mengisap penis Pandu kuat kuat.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART3
"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia ingin membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak sanggup membatasi keasyikan service oralku.
Namun saya tidak pengin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2 tanganku yang kugunakan buat menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sekejap lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.
"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.
Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga. Saya menelan seluruhnya cairan di mulutku ini, namun saya tidak pengen Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya udah sukses. Saya benar-benar dongkol kepadanya.
Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses kalahkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan teknik yang serupa buat menumpahkan kedongkolanku di Pandu. Saya terus mengisap penis dalam mulutku ini meski penis itu telah melunak benyek.
"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum tuntas dengannya.
Saya terus menarik serta menarik penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta waktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama seperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelimpang sesudah saya serta beberapa pacarku balik menyetubuhi mereka.
"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menohokkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.
Dadaku ibaratnya akan meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi tuntas menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.
‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Dedi takjub menatapku seperti gak meyakini dengan yang baru-baru ini berlangsung.
"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking emosinya.
Situasi di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.
Tanpa mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya harus mengatur diriku di toilet, sekalian sekurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.
Di toilet, saya selekasnya membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di kitaran pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil serta kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat membantu rasa tidak nyaman di selangkanganku.
Dan sekali ini saya tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis pada parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.
‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran bertukar udah keluarkan bunyi.
Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menuju kelasku. Diperjalanan saya menyaksikan pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku segera menjumpainya.
"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit pada perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian mengemukakan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada di kelas.
"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastinya sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART3
‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak mau terkena tragedi buat ke-2 kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.
"Tidak perlu pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.
"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.
"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya kembali ketujuan ke kelas buat ikuti jam pelajaran paling akhir.
IV. Sebuah Janji Yang Memuaskan
"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny saat saya udah duduk di sampingnya.
"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku lambat.
"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan risau.
"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Tetapi saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop meresahkanku
"Saat ini perutmu sudah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan belas kasih.
Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.
Sebetulnya saya berasa sedikit gak sedap sebab saya mesti bohong di Jenny yang demikian perhatikan serta mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, meskipun saya tahu ini yaitu yang terunggul, dibanding ada yang dengerin penuturan kami saat saya mengatakan apa yang sebetulnya terjadi padaku saat lagi saya ada pada toilet, atau bisa lebih persisnya di gudang barusan.
Tetapi tidak lama setalah itu Jenny telah kembali repot memikat serta mengejekku masalah Andy. Manalagi saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mengajarkan di kelas kami tak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat menarikku, serta saya telah kehilangan akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.
Serta saat lagi saya tidak tahu harus lakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Apa ya yang kurang lebih lagi dikerjakan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada ingatan Andy saat ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah terasa kangen di Andy.
"Duh… bidadari yang berikut kembali sayang deh… hingga sampai sampai saya gak dipandang kembali", keluh Jenny.
"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.
"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian menyaksikan ke atas.
"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin omong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.
"Mmm… saya ingin omong apa ya… saya ingin omong, bila Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan style cuek bebek sembari mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah betul-betul barusan mengeluarkan bunyi.
"Jeen… tidak boleh getho dong… aku…", saya mulai was-was kalaupun kalau Jenny benar-benar dalam kata tuturnya, dan saya serta selalu merengek-rengek.
"Kalaupun begitu kamu gak boleh mengelit lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.
"Aku…", saya gak dapat bercakap apa manalagi serta parasku rasanya panas sekali.
Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari membenahi semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tiba-tiba tampil di muka pintu kelasku.
"Duh…", saya berniat meratap saat saya lihat Sherly tersenyum senyuman.
"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.
"Kalian ini pengen hingga kapan sich baru suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.
"Hingga sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.
"Ssstt!! Apaan sich? Jika lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.
"Maka dari itu tidak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian memelukku.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART3
Saya memandang ke seputarku, nyatanya memang kelasku ini udah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap saya risau kalaupun ada yang dengar ujaran mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak pengin Andy dengar issu yang tak tidak, saya gak ingin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.
"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.
"Namun, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen buat pisah pada mereka, biar saya gak tanpa henti menjadi bahan ledekkan mereka.
"Ya tidak apa apa, bertepatan saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.
"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini telah tarik tanganku.
Saya tidak miliki argumen kembali, karenanya saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentunya ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.
Sampai di kantin, hatiku jadi risi saat saya memandang sang cebol. Saya terpikir tingkah laku bobroknya di gudang barusan pada Cie Fifi.
Akan tetapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi udah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami serta mohon pamit pada Cie Fifi.
BERSAMBUNG