TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART6, Hasrat-Bispak04 "Aaah…", saya menjerit seram di saat tau-tau badanku terangkut, nyatanya Wawan memanggul ke-2 pahaku di atas pundaknya, dan ke-2 betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.
Saya makin tidak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Berbudiin yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, serta ke-2 pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan dan kirinya, saya telah tidak dapat ke mana-mana kembali.
Kengerian sedikit menempaku sewaktu saya sadari badanku melayang-layang lumayan tinggi dari lantai, apa lagi dalam status semacam ini mereka bawa badanku keluar kamarku, lagi keluar sampai ke arah tempat jemuran pakaian.
Tetapi yang amat membuatku cemas yakni kepala Wawan yang ada pada ke-2 pahaku yang terbuka, serta yang benar muka Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, sangatlah dekat. Suatu jilatan yang sedang dilakukan Wawan mulai pembantaian pada diriku, serta saya menggelinjang kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.
"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya harus melenguh waktu Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpasang di hadapannya, serta badanku mengartikulasikanng top tidak bisa kukendalikan kembali.
Belumlah cukup siksaan keasyikan yang kualami, pak Bijaksanain dan Suwito memperbanyak pengidapanku. Mereka membeberkan bra yang membalut payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyeruput ke-2 puting payudaraku yang ada pada hadapan mereka. Saya mulai tidak dapat terima seluruhnya rangsangan ini, badanku mengulet dan menyebutng tidak bisa kukendalikan kembali.
"Mmmhh… udaaah…", saya mendesah serta meminta.
Tiada jawaban pada mereka atau sinyal tanda mereka pengen dengarkan permintaanku. Mereka bertiga selalu merayu ke-2 puting payudaraku, pula bibir serta lubang vaginaku. Saya mulai menderita dalam kepuasan ini, nafsuku udah naik gak karuan, serta rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.
"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta serta merengek-rengek pada lenguhan dan rintihanku.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART6
Namun benar-benar salahku sich, kelihatannya sakit hati tiga pejantan ini terlampau besar seusai saya berkali kali merayu dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka betul-betul tidak mengacuhkan permintaanku serta dengan kejam mereka terus menyiksaku.
Saya sudah tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku hingga sampai terdongak gara-gara enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Sebab status badanku yang sesuai ini, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.
Tiba-tiba mereka bertiga serempak menyudahi tindakan mereka, tapi mereka biarkan badanku terus melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mendesah perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih karena nikmat yang menyerangku ini jadi redup saat mereka stop demikian saja sebagai berikut.
Namun saya cuman diam, saya gak pengen berujar apa apa, mengharap maupun melakukan perbuatan apa saja, meskipun diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan hasrat masih menimpa badanku.
"Non Eliza pengin turun?", bertanya Wawan sekalian meniup bibir vaginaku.
"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku untuk menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.
"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.
Dengan ke-2 betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2 pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku sekali-kali tak berfungsi. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku terus berada pada hadapan paras Wawan yang sampai hati melanjutkan tingkahnya itu.
"Selalu apa tanggung-jawab non barusan udah membikin kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lalu menyesap puting payudaraku yang berada pada hadapannya sampai saya menggelinjang serta mengartikulasikanng kurang kuat.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok jadi saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang geram??", dari meminta sekarang saya jadi protes dengan jengkel sekalian mengendalikan nafsuku saat Wawan dan Suwito repot serang wilayah wilayah peka di badanku ini.
Dengar omelanku, Wawan dan Suwito menyudahi gempuran mereka, dan mereka sama-sama berpandangan sesaat.
Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, akan tetapi saya tidak dapat melakukan perbuatan apa saja saat badanku masih melayang-layang sebagai berikut dengan ke-2 tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.
"Wah tak mau tahu, utamanya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza telah membuat kita kita ngaceng berkali kali tanpa hasil semenjak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.
"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kesenangan gara-gara siksaan Wawan ini dan pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.
Saya mau meronta, saya mau meminta biar mereka melepaskanku ini hari saja, karena saya tidak mau pada kondisi lemas waktu terima telpon Andy malam nanti. Saya mau nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tiada siksaan rasa pegal atau mengantuk karena kecapekan.
Namun tidak beberapa lama kemudian saya sudah tidak dapat kembali berpikir tenang. Saya mengerang rintih kenikmatan waktu ke-2 pergelangan tanganku dicekam oleh pak Berbudiin dan Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai buat meraba dan membelai perutku, dan mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.
Semuanya ini masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2 pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2 tangannya. Baru kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sesadis ini. Semua kesan keasyikan yang kurasakan ini terlampau dahsyat dan mengacak pikiranku.
Pada akhirnya saya pilih nikmati saat saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, serta saya cuman dapat mengharapkan malam nanti saya masih lumayan kuat buat terima telpon Andy.
Badanku melafalkanng berulang-kali, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak dapat kutahan kembali, saya harus berserah dirundung orgasme.
Saya melenguh sejadi jadi dan menggelinjang bagus melepas luapan liar ini, serta sekali ini tidak ada satu juga pada mereka yang pengen mengampuniku kendati saya meminta seperti apa saja.
Sampai sekali ini mereka semakin memperhebat siksaan mereka padaku. Saya rasakan lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, serta tersebut tetap ditambah lagi bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.
"Aaahh… ooooh… Waaan…", suatu cucupan yang sangat kuat oleh Wawan pada bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.
Rasanya tiap lanjutan tulang di semua badanku lepas waktu saya mesti menyebutng luar biasa gara-gara tingkah Wawan ini. Ke-2 betisku melekat kuat di punggung Wawan, mengakibatkan lututku telah tak dapat kutekuk kembali.
Ke-2 tanganku yang melingkar di leher pak Bijakin dan Suwito tidak lepas meski saya menggeliang seperti apa saja. Mereka menutup ke-2 pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing serta tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah jenuh permainkan ke-2 payudaraku.
Dengan gerak badan yang terhambat seperti berikut, saya terasa gak mempunyai daya sampai sekedar utk melepaskan luapan orgasmeku. Namun diam diam saya malahan sangat puas diberlakukan sesuai ini oleh mereka, serta saya begitu nikmati ketidak memiliki dayaanku ini.
VII. Pembantaian Itu Bersambung
"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.
"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi saat jawaban yang kuterima ialah pagutan Wawan di bibir vaginaku.
Namun cuman sekejap saja, Wawan telah menyudahi pagutannya. Serta dia turunkan ke-2 kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2 tanganku yang terus melingkar di leher pak Bijaksanain dan Suwito, dan ke-2 pergelangan tanganku yang selalu terkunci di muka dada mereka.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART6
Saya menyaksikan Wawan ke arah pintu yang batasi sisi dalam serta luar di lantai dua rumahku ini, serta dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu pada sisi luarnya.
Seterusnya Wawan tutup serta mengamankan pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sekalian menyaksikanku dengan senyuman penuh sindiran, seakan mau menyampaikan kalaupun sekali ini saya mustahil berhasil lolos.
Tiba-tiba saya kaget sebab saya mengetahui sebuah hal. Bukan masalah saya telah tak kemungkinan dapat larikan diri, karena saya udah ketahui kalau saya usaha lari ke bawah, selanjutnya di bawah kelak saya harus terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah dan akan selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.
Yang kumaksud yakni, kenapa mereka menunjuk tempat jemuran busana ini untuk tempat sebagai menghajar diriku? Di daerah yang sangatlah terbuka ini, bagaimana jika kelak rintihan serta lenguhanku hingga sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana jika kami hingga sampai kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa ada berniat lihat menjurus rumahku?
"Wan… tak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.
"Agar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mencemooh.
"Nggak… bukan begitu Wan… saya takut bila di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak akan lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.
"Ya bila getho non tidak boleh bernada, ringan kan?", jawab Wawan sekehendak hati, serta dia mulai dekatiku.
Saya memandang Wawan sembari menempatkan muka cemberut, tetapi tak lama setelahnya badanku mengartikulasikanng saat ke-2 payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Bijakin dan Suwito.
"Eeh… mmmhh…", saya mengesah serta mengulet, di antara kenikmatan serta kesakitan.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Wawan terus merapat, serta sekarang penglihatanku berpindah mengarah pada penis Wawan itu telah tegak mengacungkan itu, yang telah siap untuk mengeduk dan menyetubuhi lubang vaginaku.
Sewaktu Wawan udah membungkuk di hadapanku serta ke-2 pahaku yang kurapatkan sejak mulai barusan ini diperenggang olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan sadis dari penis gagah Wawan itu.
"Mmm…", saya mengesah perlahan sewaktu kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya masih pejamkan mataku.
Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membuat jantungku berdetak kuat.
"Mmmhh…", saya kembali mengerang sewaktu kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.
Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Tambah lagi dengan remasan remasan halus pada ke-2 payudaraku oleh pak Bijaksanain dan Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang sekarang telah berganti menjadi pagutan penuh gairah di bibirku, seluruhnya membuatku mulai teraniaya dalam birahi.
Ke-2 lututku ibaratnya lemas. Kalaupun kini ke-2 tanganku tak melingkar di leher ke-2 pejantan yang ada di sebelah kanan dan kiriku ini, ke-2 kakiku ini pastilah gak dapat menumpang badanku. Saya kembali rapatkan ke-2 pahaku, coba menghentikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengakibatkan rasa nyeri di lubang vaginaku.
Sedangkan saya selalu mendesah terbendung saat bibirku selalu dipagut Wawan sebagai berikut, serta napasku mulai habis. Saya lebih menderita dalam keasyikan ini. Saya gak sanggup meronta, badanku rasanya sangat lemas, tenagaku amblas tidak tahu ke mana.
Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia pahami kodeku bila saya telah memulai menanggung derita lantaran kekurangan napas. Tetapi Wawan malahan meningkatkan siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, serta reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama sama bertaut.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART6
Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, mengisap dan menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya telah tak dapat bernafas kembali sebab luapan birahi yang menerpa diriku ini ibarat menyumpal dadaku.
"Oooh…", saya meratap lega saat pada akhirnya Wawan membebaskan pagutannya seusai suka mencucup seluruh air ludah dalam mulutku ini.
Napasku terengah-engah tidak karuan sesudah barusan saya lumayan lama kekurangan napas. Saya usaha mengontrol napasku ini, tetapi cubitan nakal Suwito pada puting kanan payudaraku ini membuat napasku kembali mengincar.
Serta waktu pak Bijakin meremas kuat payudara kiriku, serta menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kenikmatan nikmati seluruhnya cumbuan mereka ini.
"Aauw…", saya kembali menyambat sewaktu Wawan dengan semaunya mengambil jemari tangannya yang mulai sejak barusan direndam celup ke lubang vaginaku.
‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.
Saya sedih. Saya gak mau jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya mau meminta di Wawan biar dia pengin masukkan jemari tangannya kembali, atau malahan masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.
Tetapi saya masih lumayan sadar untuk mengontrol harga diriku menjadi nona majikan mereka. Karenanya saya terpaksa sekali diam serta pejamkan mataku, sekalian mengharapkan mudah-mudahan Wawan lekas menarik lubang vaginaku kembali.
"Mmmhh…", saya melenguh lambat sewaktu rasakan suatu yang tebal, hangat serta basah menghimpit bibir vaginaku.
Saya lagi membuka mataku. Rupanya saat ini Wawan lagi berjongkok di depanku serta menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih pengin permainkanku, menganiaya diriku yang telah terbenam dalam luapan birahiku ini.
Selanjutnya Wawan memegang ke-2 pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengesah kenikmatan, badanku kembali mengulet, kurasakan cairan cintaku kembali menetes.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Dan kesan yang mengagumkan menimpa diriku saat tau-tau Suwito mencengkeram dan memagut bibirku, dan pak Berbudiin yang terus menyusu di puting kiri payudaraku, saat ini pun meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja karena dibiarkan oleh Suwito yang sekarang repot melumat habis bibirku.
"Mmmh… mmm…", saya mengerang nikmat gara-gara cumbuan bertubi tubi yang tengah dilakukan tiga pejantanku ini, dan saya cuma dapat mengguman gak terang sebab bibirku yang selalu dipagut dengan garang oleh Suwito.
Seakan seluruhnya belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu menarik lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas serta ke bawah, membuat mataku terbeliak, badanku mengartikulasikanng dan melafalkanng.
Saya sudah pasti menjerit kesenangan jika bibirku tengah tidak dilumat oleh Suwito semacam ini.
"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengesah panjang dan badanku tersentak seringkali menyertai orgasme istimewa yang menerpa badanku.
Otot perutku menyebutng sampai terasanya bakal kram, menghadirkan rasa nikmat pada terasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya itu masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang kian jadi di lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.
Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak. Namun dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat dan pagutan itu tidak lepas meskipun saya menggeliat seperti apa saja. Serta semua cairan cintaku yang tetap menetes itu dicucup serta diseruput Wawan sampai habis.
"Mmmhk…", saya mendesah kurang kuat, pasrah.
Tidak ada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengesah terhambat. Tapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekalipun tidak berkurang, lantaran Wawan selalu mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sementara itu Suwito gak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Berbudiin masih tetap bergairah memagut puting kanan payudaraku.
Mereka terus menjarah badan nona majikan mereka ini.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA SEXY PART6
Sehabis sejenak disiksa seperti berikut oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya udah lemas dan cuma dapat pasrah terima seluruhnya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Dan rasa gak memiliki daya ini mengantarku orgasme kembali buat ke demikian kalinya.
"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas saat Suwito membebaskan pagutannya, dan saya harus masih melenguh nikmati orgasmeku.
"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, meningkatkan semua kesan nikmat yang udah mulai dari barusan menganiaya badanku.
"Oooh…", saya mendesah serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.
Cumbuan yang sedang dilakukan Suwito saat ini demikian mesra, membuatku bertambah kebingungan serta tidak tahu harus melakukan hal apa. Jantungku berdetak kuat, dan orgasmeku benar-benar tak menyurut.
"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tapi saya kembali mengesah sewaktu tau-tau kurasakan suatu yang hangat di leherku.
Saya tidak akan rasakan kuluman di puting kanan payudaraku, memiliki arti pasti pak Bijakin yang memindah gempurannya di leherku ini.
"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka hentikan pembantaian pada diriku ini.
Tetapi mereka mana pengen mendengarkanku?
"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya terus menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah-engah.
Tetapi lidah yang nakal itu masih main dalam lubang vaginaku, menyerang dan mengeduk tanpa ada ampun. Daun telinga kiriku selalu dilumat secara lembut, lalu jilatan dan ciuman di leherku ini… pun seluruhnya rabaan tangan tangan mereka yang penuh hasrat pada sekujur badanku ini…
"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak mampu terima siksaan orgasme buat orgasme yang menderaku mulai sejak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.
BERSAMBUNG...