TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
CERITA DEWASA POLWAN SEMOK DIPERKOSA , Hasrat-Bispak04 Hujan menyongsong kembalinya Sani ke kota. Namun ke mana arahnya? Rumah orangtuanya sendiri tidak kembali menyambutnya. Keluarga besar? Insiden baru saja udah merusak kepercayaannya pada keluarga besarnya. Dengan uang sisa, Sani cari angkutan ke arah tempat tinggalnya yang paling akhir, asrama polwan. Sehabis kasus Ryoko tuntas, Sani betul-betul balik ke sana. Namun ia cuma mendapatkan sodoran tas berisi barang pribadinya dan komentar dingin dari penjaga di muka.
"Lantaran udah disingkirkan, Anda sudah tak memiliki hak tinggal di sini kembali. Ini sejumlah barang Anda."
Satu kembali maksud Sani. Kombespol Bambang Harjadi. Sani hampir kekurangan uang. Tetapi ia sukses sampailah dalam rumah besar Bambang Harjadi yang sepi. Lagi-lagi…
"Bapak tak berada pada tempat, lagi ke luar negeri," kata bintara penjaga rumah dari balik kaca sempit pos jaga.
"Kapan pulangnya?"
"Maaf, Mbak ini pentingnya apa ya? Bapak ke luar negeri buat pekerjaan negara. Bila tak ada kepentingan penting, saya tak dapat tolong."
Sani tak dapat ajukan pertanyaan selanjutnya lantaran sang penjaga langsung tutup korden jendela kaca pos jaga.
Habis…! Setelah instansi dan keluarga, Bambang Harjadi lantas udah wafatkannya. Tak ada kembali manusia yang pengen membantu JuaSani. Dengan cara lunglai dan jiwa tergoyang ia jalan terseok menjauhi dari rumah Kombes Bambang, saluran air matanya tidak dilihat di tengahnya siraman hujan deras.
Seandainya ada Ryoko…
Ryoko telah kau khianati!
Namun ia penjahat!
Apakah beda dengan diri kamu? Meski penjahat, malahan Ryoko tidak mengkhianatimu kan?
Mana beberapa orang baik? Mana keluargamu? Mana lembagamu? Mereka orang baik kan? Tidakkah malah beberapa orang baik mengkhianatimu?
Nyaris dua jam Sani jalan gak pastinya arah, dan hujan masih tetap turun dengan deras. Sani sudah tidak perduli kembali, dia serius kehilangan pegangan. Berulang-kali ia tergelincir, dan terciprat sewaktu kendaraan lewat di sebelahnya. TEET TEEET! Sani melihat. Orang pengendara motor ada pada sampingnya, dan bercakap padanya,
"Ojek, Non?"
Sesaat Sani tercenung.
CERITA DEWASA POLWAN SEMOK DIPERKOSA
Lantas ia memilih untuk naik ojek itu. Ke mana pun dibawa, ia gak peduli…
"Ke mana?"
Sani menggumam tidak terang. Tetapi sang tukang ojek seakan mengerti… dan ojek lantas melesat tembus hujan, di tengahnya kota yang tuju senja.
Mendekati malam…
"Pirsawan. Afair penangkapan jaringan prostitusi Ryoko yang sertakan pelaku polwan lagi membuka tahap baru waktu sekian hari ini dalam masyarakat mulai tersebar video porno yang diperhitungkan diaktori JP, pelaku polwan itu. Walaupun begitu Kepolisian mengatakan video itu tak ada hubungan dengan perkara ini serta bukan menyertakan JP. JP sendiri dikenali sudah dihentikan secara tidak hormat sebab bisa dibuktikan kerjakan pelanggaran code etik…" Tayangan info malam selalu menyiarkan beberapa hal yang menikam Sani.
"Maati'iiin TV-nyaaa…" suara Sani mengeluhkan panjang ditingkahi gelak tawa beberapa laki laki.
Semua sedang ada di satu warung kecil di teritori kotor, di tengah-tengah asap rokok, kulit kacang, dan botol-botol minuman keras. Suara bercakap Sani melantur karena ia sendiri sudah tidak kuat mengangkut kepalanya dari meja. Ia mabok. Ia dibawa ke warung itu oleh sang tukang ojek serta dibuat mabok.
"Eh saya ada videonya yang ada pada tivi itu loh!" hebat seorang lelaki di dekat Sani. "Gua diberikan sama sang Kus tukang pulsa di muka. Pengin melihat gak?"
Beberapa kawannya merubung. Orang itu memutar video di HP-nya. Bunyinya diperkuat. Serta kedengarlah desah hasrat Sani di warung itu.
"Oh! Ahh! Entot akuu!! Ngh! Nguhh!"
Banyak lelaki itu, tukang ojek, preman, pedagang asongan, tukang parkir, pengangguran, ketawa dan memberi komentar kotor memandang kesenangan kecil di tengahnya dinginnya hujan yang bersambung sampai malam dan menyiram warung itu.
"Eh Non, ingin turut tonton film dahsyat tidak?" Sang tukang ojek tadi memboncengkan Sani membawa kepala Sani maka dari itu Sani dapat memandang video di HP temannya.
Seorang temannya kembali, nampaknya preman, mengelus paha Sani.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Sani yang mabok tidak mampu menantang saat dimainkan sesuai itu. Di atas meja warung ada juga koran murahan yang menempatkan beberapa photo Sani di saat sedang menyusup jadi pelacurnya Ryoko. Video itu terang dari camera video Ryoko yang diambil pada waktu penangkapan di dermaga, dan sejumlah foto berawal dari penyidikan Savitri. Misal Sani masih berpikir jernih, ia pantas sangsi dengan bocornya semua bukti itu ke pers—pasti ada permainan orang dalam. Akan tetapi bergelas-gelas minuman keras telah mengaburkan akalnya. Sang preman raih muka Sani serta menciumnya dengan paksakan. Berbau alkohol di satu mulut bersua berbau alkohol di mulut lain. Beberapa temannya malahan tepok tangan serta menyemangati. Mereka tidak paham, tak perduli, siapa wanita elok kepanikan yang dibawa sang tukang ojek ke arah tempat kongkow mereka itu. Alkohol serta video porno memancing birahi mereka dan ketepatan ada wanita…
"Lonte yang lu membawa cakep ya. Sama persis yang di video!" kata sang pemilik HP.
"Asal-asalan lu, yang di video kan polwan?"
"Eh telah tengah malem nih. Aku pengin tutup!" kata satu orang, nampaknya pemilik warung. "Mari bayar, gak boleh di ngutang! Lu di membuka botol saja hingga sepuluh…"
Sang tukang ojek lalu omong, "Sori Bang, gua kagak ada duwit. Ni cewek saja menumpang tidak bayar. Namun bila aku bayar pakai ia saja bagaimana?"
"Iktikad lu apa bayar gunakan ia?" kata sang pemilik warung.
"Lu bisa gunakan ni cewe seenak lu, bagaimana?" sang tukang ojek tawarkan.
Sementara sang tukang ojek usaha ‘menjual' Sani, sang preman terus menciumi dan menggerayangi Sani. Ia lalu memaksakan Sani minum satu gelas minuman keras kembali.
"Oke," kata sang pemilik warung sekalian perhatikan tamu wanitanya yang mabok itu. "Namun saya terlebih dulu yang gunakan ia. Saya kagak pengen sisa elu pada."
"Tutup dahulu warungnya," kata sang tukang ojek. Sang pemilik warung langsung tutup jendela serta pintu warung.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
Beberapa orang di situ singkirkan semuanya yang berada di atas meja, lalu mengangkut badan Sani dan meletakkannya celentang di atas meja, disediakan untuk jadi tempat pelepasan hasrat.
Pagi…
Sani terjaga dari tidur dengan kepala sakit, hangover. Badannya berasa linu, seluruhnya ototnya pegal. Bisa ia rasakan kulit punggungnya sentuh alas kayu—Dia sadar ia tertidur telanjang. Perlahan-lahan ia buka mata dan dilihatnya sinar matahari yang udah cukup tinggi.
"Ahh…" rintihnya, berasa kepalanya sakit.
"Udah bangun?" kedengar nada wanita di dekatnya.
"Kepala… sakit…" keluh Sani.
"Beberapa minum hingga ketiduran di sini ya?"
"Auhh… tak tau… Tubuh… sakit semua…" Sani hanya dapat bercakap putus-putus. Ia belum menyaksikan siapa wanita yang bercakap dengannya.
"Hingga sampai tak pakai busana ini. Marilah, bangun, pakai busana dahulu."
Sani bangun dengan kerepotan, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya yang berantakan. Ia lantas sadar di vaginanya ada beberapa sisa sperma. Ia terkenang peristiwa-kejadian sama di saat masih menyusup, ia tertidur sehabis layani laki laki, ditinggalkan demikian dengan benih mereka dalam dirinya sendiri.
"Ada… kamar mandi di sini?"
"Ada air ada di belakang," kata sang wanita sekalian menunjuk. Sani sekarang dapat lihat ia: wanita 40-an dengan rambut keriting, paras keras yang tetap masih sedikit tersisa kecantikan, tank luar biasa kusam, serta kuku bercat merah yang tidak rapi.
Sani tuju belakang warung, dari sana ada WC jongkok simple yang kotor dengan ember dan gayung. Mengendalikan jijik, ia bersihkan diri sekedarnya, lalu kembali pada tengah warung.
"Tukasnya Alip kamu ingin cari kerja di wisma?"
"Alip? Wisma?"
"Tukang ojek. Barusan pagi ia katakan membawa kamu kesini ucapnya kamu pengin cari kerja."
Sani cukup kebingungan.
"Kebingungan? Anyar pertama kesini yah? Tempat ini namanya Kalirotan," sang wanita memperjelas, sekalian menghidupkan rokok.
"Kalirotan. Oh…" Sani tahu nama itu. Nama satu diantaranya lokalisasi kelas bawah di kotanya. Posisinya 1/2 legal.
"Oh ya kenalin. Nuri…" kata wanita itu sekalian menyalami.
CERITA DEWASA POLWAN SEMOK DIPERKOSA
"Benar pengen kerja di wisma? Kamu cukup cakep. Di tempatku saja ingin?"
Sani termenung mengolah penawaran wanita itu.
"NGENTOT!!"
"MINGGAT LU BANGKE!!"
BUKK! BRAK! DUGG!!
Seorang laki laki jatuh di jalanan. 2 orang laki laki lain menyepak dan menginjaknya. Laki laki yang jatuh itu kerepotan berdiri dan selanjutnya sukses kabur. 2 orang yang menyerbunya membentak-bentak.
"Ooii ribut-ribut apa sich itu?" teriak Mami Nuri dari dalam warung tendanya.
"Orang main ngga bayar Mbak!" orang baru saja menyepaki berteriak membalasnya.
"Bising benar-benar sich,"
Omel Mami Nuri sembari melihat ke jalan. Seseorang lelaki berdiri di luar warung. Bapak-bapak 1/2 baya, kumisan, dengan rambut tipis serta pakaian kusam. Cakepgnya seperti karyawan rendahan, laki laki yang tidak berhasil dapatkan kesuksesan walau sebenarnya usia produktifnya nyaris habis. Tetap Mami Nuri menyambutnya secara bagus, menyilahkannya duduk di sofa depan serta tiada disuruh langsung membuka botol minuman. Mami Nuri lalu panggil anak buahnya. 5 orang wanita langsung merapat dan menempatkan diri di muka sang bapak. Wujud mereka berbagai macam, dari ABG kurus kering hingga STW montok. Berbau jenis-jenis minyak wangi murahan bertubrukan di hidung sang bapak. Banyak pelacur kelas bawah itu usaha tampil seksi, obral belahan dada serta paha, akan tetapi kesan-kesan murahan tak dapat lenyap. Tetapi sang bapak berasa ini malam keberuntungannya. Di lokalisasi kelas bawah yang ia datangi itu, nyatanya ada yang cukuplah. Ia menunjuk wanita yang ada pada tengah. Wanita itu kenakan blus tanpa lengan putih tipis dengan bra hitam berenda membayang di belakangnya, rok superpendek kotak-kotak, sepatu hak tinggi. Rambut panjangnya dikuncir ekor kuda, hingga sepasang telinganya yang digelantungi anting lingkaran dilihat. Meskipun riasannya semenor yang lainnya, dengan bedak tebal, lipstik merah, eyeshadow biru, serta bulu-bulu mata palsu, mukanya selalu lebih elok.
Sang bapak memutuskan ia. Sang bapak menunjuk Sani. Telah dua minggu Sani ada di sana, melacur di warung remang-remang Mami Nuri.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Ia sungguh-sungguh berasa gak punyai harga diri kembali setelah dibuat malu di mata masyarakat, diberhentikan, dibuang orang-tua, dikhianati keluarga, serta paling akhir digilir oleh satu kelompok begundal kelas teri saat mabok. Karenanya ia juga gak pikir jenis-jenis waktu Mami Nuri menjajakan tugas. Ia tidak akan berasa dirinya sendiri wanita baik. Apalah kembali ia kecuali sama hal yang didakwakan penjuru dunia, seluruh orang padanya? Ia pelacur. Lonte. WTS. Disini area yang layak buatnya, di mana seluruh orang didalamnya gak miliki harga diri. Di mana seluruh wanitanya mengangkangkan kaki untuk uang. Sani tersenyum serta merengkuh sang bapak keluar warung remang-remang Mami Nuri, setelah sang bapak bayar minuman yang tidak disuruh dan harga kemahalan. Mereka ketujuan kamar tempat kencan—sebenarnya tenda tertutup dengan dipan bambu dan kasur didalamnya. Dari tenda-tenda lain kedengar desahan dan rintihan palsu beberapa pelacur murahan yang tengah bekerja. Satu-dua preman berjaga-jaga di situ. Seperti itu kehidupan Sani saat ini, hakekatnya sama dengan tugasnya di bawah Ryoko dahulu, tapi kelasnya selisih jauh. Dari kamar hotel bintang lima ke warung tenda. Dari juta-an ke seratusan ribu.
Dari pebisnis, petinggi, pejabat ke pengemudi, kuli, preman. Sani tidak susah-susah ajak bercakap atau kenalan sang bapak, dia terus melepaskan baju lelaki hidung belang itu, selanjutnya menelanjangi diri. Buat memancing hasrat, ia menciumi sekujur badan sang bapak yang tiduran di dipan. Tangan, lengan, ketiak, leher, belakang telinga. Turun ke dada, perut, dan selanjutnya kemaluan. Sang bekas polwan langsung menjulurkan lidahnya serta menjilat-jilati kepala burung sang bapak seperti nikmati lolipop. Ketrampilan blowjobnya yang paling terasah di saat bekerja untuk Ryoko gak raib. Selepas membasahi semua kepala burung itu dengan liur, lidahnya bergerak turun sejauh tangkai, menggelikan pelir, serta terus turun hingga sampai lubang anus.
Sang hidung belang terasa geli-geli nikmat dibegitukan, ia serius untung memperoleh service kelas atas di dalam tempat murahan itu.
CERITA DEWASA POLWAN SEMOK DIPERKOSA
Lantas Sani mengangkangi badan sang bapak dan menanamkan penis yang basah dengan liur itu dalam vaginanya.
Ia telah tak berpikiran gunakan kondom—dia gak perduli kembali dengan dianya, tidak perduli efek hamil atau penyakit. Sani tersenyum palsu saat lagi ia mulai menggoyang-goyang tamunya perlahan, lalu ia tundukkan badan di depan sekalian merengkuh kepala sang bapak biar nikmati payudaranya. Sang bapak dengan berbahagia menyusu ke Sani. "Uhhh!! Isep Mas!" bujuk Sani.
Yang cukup di luar sangkaan, rupanya ereksi sang bapak bertahan lama. Sani memacunya hingga sampai ia sendiri orgasme, namun tamunya masih tetap tegang. Mereka selanjutnya ganti status jadi misionaris, dan sang bapak memacunya lumayan lama, kemungkinan 20 menit, sampai ia mandi keringat dan sang bapak pucat.
"Kok tidak keluar-keluar sich! Pakai obat kuat ya?" maki Sani jengkel. Sang bapak nyengir. Nyatanya kejantanan hasil dibeli dalam bingkisan! Satu kali lagi Sani orgasme, tetapi ia gak menikmatinya. Vaginanya telah berasa kering sebab kelamaan digunakan.Selanjutnya sang bapak ejakulasi , meskipun disongsong paras cemberut Sani. Sialan! Umpatnya dalam hati. Bapak itu menyimpan uang di atas dipan dan mengeloyor pergi. Sani tergelintang mengangkang, ngilu. Tapi kerjaannya belum tuntas. Kecantikan alami Sani sudah membikin beberapa lelaki hidung belang menyemut pengin nikmati kemulusan badannya. Serta barusan Sani bangun dan kenakan handuk untuk tutupi badan bugilnya, pintu bedeng tempat pertarungannya barusan telah buka dengan paksakan.
3 orang preman mabok serta wajahnya gahar masuk dengan sesenang hati, Salah orang pada mereka yang kelihatannya pimpinan segerombolan tersebut lantas buka resleting celana jeans kusamnya. Sani masih kurang kuat untuk menentang, selangkangannya masih perih sesudah digempur penis bandot tua konsumen setia awal mulanya, dan dia memang gak ingin kembali menentang. Dia melepaskan saja sang preman menjambak rambutnya, memaksakan berlutut di lantai yang cuma diaci seadanya.
Lututnya agak sakit lantaran terbentur semen kasar, serta perih di saat dia diminta beringsut dekati selangkangan si preman.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Preman itu sekalipun tak berperasaan, dengan kasar dia memberikan penis kotor dan berbau punyanya ke mulut cantik si gadis yang saat ini terselak, dan usaha seharusnya buat mengesankan lelaki yang udah bayar badannya untuk memberi service terpilih. Sementara dua temannya mulai menelanjangi diri sendiri, lantas memulai mengitari Sani…
lalu memaksakan si gadis men-deepthroat penis mereka juga. Ah… andaikata Sani tahu jika banyak preman itu betul-betul gak bayar satu rupiah juga untuk nikmati badan cantiknya! Semisal Sani tahu kalaupun Mami Nuri saat ini sedang mengurut dada karena harus biarkan bintangnya jadikan gaji uang keamanan yang teratur ditagih beberapa preman. Dan Mami Nuri cuman dapat mendesah dengar rintihan Sani, erangan si gadis, dan jerit ketahan wanita itu bersamaan badannya yang ditangani ibarat binatang oleh ke-3 preman. Pada akhirnya Mami Nuri cuman dapat terisak lambat saat dia masuk ke kamar serta menyaksikan Sani terlentang tidak sadarkan diri gak mempunyai daya, semprotan sperma penuhi paras, payudara serta sisi badannya yang lain… Vagina si gadis bengkak, serta anusnya membuka…
Nyaris 5 bulan Sani menempuh karier selaku pelacur kelas teri. kecantikannya gak sirna, bahkan juga kenggunannya kian terpancar meski dia gak memakai banyak dandanan seperti beberapa rekannya yang berhias amat menor untuk mencuri perhatian lelaki hidung belang. Dandanan Sani yang simpel, sampai hampir tidak bermake-up malahan membutanya jadi amat anggun, dan sebabkan banyak lelaki yang inginkan service dari dirinya sendiri. Kecantikan alaminya, kepasrahan keseluruhan yang dikerjakannya bikin konsumennya demikian menyenangi dianya sendiri. Dan demikian keseluruhan service yang dikasihkan Sani sampai beberapa konsumen setianya tidak lagi mengenali kalaupun si gadis mulai merekayasa orgasmenya.
Ya, seperti secara umum beberapa pelacur yang sangat sering layani lelaki, Sani mulai berasa rangsangan pada vaginanya mulai menyusut. sampai dia mulai bersandiwara untuk membikin beberapa tamunya terasa seperti laki laki istimewa.
Meski realitanya bila bukan lantaran obat kuat.
CERITA DEWASA POLWAN SEMOK DIPERKOSA
karenanya dalam perhitungan 3 sampai 5 menit jadi beberapa lelaki itu telah berejakulasi dalam rahimnya…
Serta waktu 5 bulan itu, ketenaran yang diraih Sani mulai membuat orang pelacur yang sebetulnya masih lebih muda dari Sani terasa tersaingi. Sebab sebelumnya Sani hadir dirinya-lah bintang di semua kompleks Kalirotan.
"Bang…" desah Mira, pelacur belia itu sekalian membelai dada area Margo, kepala preman Kalirotan yang paling dihormati.
"Apa?" kata Margo perlahan tapi dengan suara tegas.
"Saya gak suka dengan sang Sani…" desah Mira dengan manja, bibirnya yang bergincu merah murung bagaikan anak kecil yang mau jadi perhatian.
"Sani yang mana?" bertanya Margo sekalian lalu, meski sesungguhnya dia bisa menduga wanita yang mana dikatakan Mira, lantaran dia sendiri udah seringkali merasakan kehangatan serta service keseluruhan si gadis yang diberi dengan cara gratis selaku bonus pembayaran uang keamanan dari Mami Nuri. Terhitung di saat tanpa dengan jijik dan geli wanita itu menjilat bersih penisnya yang baru-baru ini menghamburkan benih di anus si gadis…
BERSAMBUNG