TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN MONTOK DIPERKOSA PART2, Hasrat-Bispak04 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tidak mau menantang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya sedang jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu memikirkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.
"Uaahhh…" keluh saya saat Juragan selanjutnya menarik bibirnya.
Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.
"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"
Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.
"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"
"Ahn…" desah saya karena kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, karena itu pembicaraan saya telah tak tertanggulangi,
"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"
"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membuat kamu lebih sedap di sini ya?"
Juragan mengungkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!
"Coba jika begini…"
"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"
Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?
CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN MONTOK DIPERKOSA PART2
"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.
Saya tidak pernah disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya ke… belahan memek saya!
"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"
Memang, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, dan tidak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!
"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"
Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal. Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir saya mengetahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangat nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya setelah itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?
"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian ngomong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"
Serta tidak diduga saja, Juragan telah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!
"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memang saya belum mengetahui banyak tentang tubuh laki laki dan wanita.
"Ini namanya kontol, Denok," Juragan menerangkan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"
Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi gak akan muat, Juragan!"
"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu pengen kumasuki."
Ini kali Juragan tak menunggu jawaban saya.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!
"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"
Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"
Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!
"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tiada tunggu jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.
Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan terus nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, jadi lama makin cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga sampai tidak dapat bicara, cuman dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha meminta Juragan tidak boleh kencang-kencang, namun beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengerti ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak dari dahulu saja, ya?Terbayang ingatan sesuai itu dalam kepala saya. Namun saya lewatkan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta mohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun naik sekalian masih tersodok kontolnya.
"Aah! Aiih!! Hiih!"
Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah nampaknya saya. Muka saya jelas tampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat suka.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
"Hah… uh… Mari lagi Denok… saya puas ndengar suaramu bila dientot… mbikin makin hasrat. Kamu suka juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"
"Denokh… uh… kelak kalaupun sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.
"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa artinya.
"Kelak kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.
"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu bila kamu udah… sampai, ya?"
"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa artinya Juragan, dan gak sempat mikir juga. Mana sempat mikir, bila kepala saya banyak hati nikmat lantaran dientot Juragan. Namun gak lama lalu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?
Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian gemar nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.
"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.
Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.
"Khn! Ghooh!"
Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa cakepg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.
"Hiyahh…" erang saya.
Tubuh saya cenderung di depan, ke-2 tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta pada akhirnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya.
CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN MONTOK DIPERKOSA PART2
Sembari memakai pakaian, ia bicara ke saya.
"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu ingin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"
Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan.
"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar sewaan kamu 3 bulan?"
Saya tiduran rada lama hingga akhirnya kemampuan saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, cakepg saya tentu sudah nggak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur dan melekat di seprai dipan Juragan. Juragan terus duduk melihat saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko bertambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya tidak berani hadapi mereka, ditambah lagi cocok berantakan berikut. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali nongkrong di muka.
"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok amburadul begitu? Habis ngapain kamu?"
Semuanya pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya terus membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya hendaknya sendu atau malu? Tidak tahulah… Namun yang terjadi malahan tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…
Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, setiap saat saya perlu uang.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
saya tidak kembali malas-segan menjajakan tubuh saya pada laki laki. ini tidak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.
Serta saat ini saya juga dikenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, dan saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya kalaupun ia pengen.
"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, punya rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.
"Hehehe," ucapnya sekalian menggauli kemben saya.
"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.
Dari semuanya orang yang berada di sana, hanya ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang gak laku-laku dikontrak sebab terletak sangat ke dalam. Saya membuka diantaranya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.
"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertama?"
"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.
Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan kemungkinan dua puluh atau lebih. Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya berpikir hanya kerja sesuai ini lebih enteng mendapat duit. Saya tidak pernah berasa sendirian kembali.
"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.
Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya.
CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN MONTOK DIPERKOSA PART2
Saya tahu itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Serta selanjutnya, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin mempunyai pengalaman jadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Serta saya juga jadi semakin dekat sama mereka semua.
Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi… siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya sampai tahu pekerjaan rumah tangga mereka. beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi bila sudah ingin, mereka cari saya juga. Saya beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal baru. Umpamanya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula jika lubang bokong saya dapat dientot juga. Duh, waktu pertama kalinya coba itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Tetapi makin lama kebiasa juga. Saya pula jadi kian mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sampai kini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya pun jadi tahu kalau dahulu, pada saat muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang orang penari juga. Hanya saat itu Juragan masih belum mempunyai apapun, manalagi penari itu pula simpanan orang camat. Juragan hanya dapat menonton serta terkagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.
Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali karenanya pun Juragan selalu memohon saya gunakan busana dan dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta suka bila dapat membuat Juragan suka.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Semakin hari saya semakin terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya terus mohon lebih. Saya jadi gak tahu kembali apa saya terus melakukan cuma karena uang. Semakin lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.
Tidak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya lantas tambah berani. Pada akhirnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah rasakan tubuh saya, serta saya juga hamil… Lumrah, jika ingat demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur kendati pun perut saya menjadi membesar. Serta saya terus hadir ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya sudah memulai mencolok, serta beliau nampak lumayan cemas dengan saya.
"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memacu saya.
"Nggak apapun Juragan…" kata saya.
Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu kali pertama beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara semuanya konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri tidak tahu. Kemungkinan sebab selepas Simbok mati, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sekalian cakepgnya waswas. Rasanya saya ingin membuat beliau gak risau. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.
Nyaris satu tahun selepas saya serta Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun masih keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Tetapi saya mbandel.
CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN MONTOK DIPERKOSA PART2
Saya tidak sadarkan diri di jalan. Yang pasti ada yang memandang serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.
"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu lihat saya siuman.
Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Seterusnya Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.
"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu seluruhnya sembari nangis.
"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan lantaran yang pertamanya itu, kamu tidak mesti hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"
TAMAT^^